Kamis, 07 Juni 2012

Peringatan Penting Terhadap Kedustaan Wasiat Syeikh Akhmad Penjaga Masjid Nabawi



Peringatan Penting Terhadap Kedustaan Wasiat
Syeikh Akhmad Penjaga Masjid Nabawi

Karangan : Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz


Terjemahan : Adana Sumarji

Di cetak dan di terbitkan
Oleh : Departemen Urusan Keislaman, Wakaf, Da’wah dan Pengarahan
Kerajaan Arab Saudi 


RISALAH  KE EMPAT

Dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz kepada kaum muslimin yang dijaga Allah dengan agama Islam. Semoga Dia melindungi kita dan kaum muslimin dari kejahatan tipu muslihat orang-orang bodoh, amien.

Assalamu’alaikum war. Wab.

Saya telah menelaah tulisan Syeikh Ahmad, Khadimul Haram Nabawi, dengan judul “Ini satu wasiat dari Madinah Munawarroh yang berasal dari Syeikh Ahmad Khadimul Haramin Nabawi As-Syarif “, yang bunyinya : Saya tidak tidur pada malam Jum’at untuk membaca Al-Qur’anul Karim. Sesudah membaca Asmaul Husna saya bersiap-siap untuk tidur. Di waktu itulah saya telah melihat Rasulullah yang membawa ayat-ayat Al-Qur’an dan hokum-hukum-Nya yang mulia, pembawa rahmat bagi segenap alam semesta. Kemudian Rasulullah berkata : “ Wahai Syeikh Ahmad!” Sayapun menjawab : “ Labbaik ya Rasulullah, mahkluk Allah yang paling mulia”. Kemudian beliau berkata : “ Saya malu melihat tingkah laku yang jelek dari manusia, dan sayapun tidak dapat menghadap Tuhanku dan tiadak dapat menemui malaikat. Sebab dari Jum’at lain telah mati 160.000 orang dalam keadaan tidak Islam ”. Kemudian beliau menyebutkan perbuatan-perbuatan maksiat yang telah di lakukan oleh manusia, dan berkata : “ Wasiat ini adalah sebagai tanda kasih sayang Allah kepada mereka. Dan beliau menyebutkan tanda-tanda hari kiamat, kemudian berkata : “ Beritahukanlah wahai Syeikh Ahmad wasiat ini kepada mereka, sebab wasiat tersebut di salin dari lauh mahfudz dengan pena Al-Qadar. Barangsiapa yang menulisnya dan mengirimkannya dari satu negeri ke negeri yang lain, dan dari satu tempat ke tempat yang lain, maka akan didirikan baginya suatu istana di surga. Dan barangsiapa yang tidak mau menulisnya dan tidak mau mengirimkannya, dia tidak akan memperoleh syafa’at saya di hari kiamat. Barangsiapa yang menulisnya dan dia dalam keadaan miskin, maka Allah akan membuatnya kaya raya, Jika sedang dalam keadaan berhutang, maka Allah akan membayarkannya, atau dalam keadaan mempunyai dosa, niscaya akan di ampuni dan juga kedua orang tuanya, lantaran adanya wasiat ini. Hamba Allah yang tidak mau menulis wasiat ini wajahnya akan menjadi hitam di dunia dan di akhirat”.

Dia berkata : “ Demi Allah (3x), ini adalah benar. Jika aku berdusta aku akan di keluarkan dari dunia dalam keadaan tidak Islam. Barang siapa yang mempercayainya akan selamat dari siksa neraka, dan barang siapa yang mendustakannya kafirlah ia”.

Demikian itulah ringkasan isi wasiat yang berdusta atas nama Rasulullah. Kami telah mendengar wasiat seperti ini berkali-kali. Semenjak bertahun-tahun wasiat itu telah disiarkan kepada orang banyak dari satu waktu ke waktu lain. Sangat laris di kalangan orang awam. Dalam kata-katanya terdapat perselisihan. Penulisnya mengatakan bahwa ia telah melihat Nabi di waktu tidurnya dan membawakan kepadanya wasiat ini. Sedangkan dalam siarannya yang terakhir yang telah kami sebutkan tadi, penulisnya mengatakan bahwa ia telah melihat Nabi di waktu ia bersiap-siap untuk tidur. Jadi ia melihat Nabi dalam keadaan terjaga.

Kebohongan yang di kemukakan oleh penulis wasiat ini sangat banyak sekali dan itu merupakan kebohongan yang paling jelas dan kebatilan yang sangat gamblang. Saya akan sebutkan sebentar lagi, insyaAllah.

Sebenarnya saya telah memperingatkan kebohongan-kebohongan itu beberapa tahun yang lalu, dan telah di jelaskan kepada orang bahwa hal itu merupakan kebohongan yang paling jelas. Sesudah saya melihat siaran yang terakhir ini, kembali saya menulis tentang siaran tersebut mengingat adanya kebatilan yang ada di dalamnya dan begitu beraninya penulis untuk berbohong dan berdusta.

Saya tidak menyangka bahwa kebatilannya begitu laris di kalangan orang yang memiliki kesadaran dan fitrah yang suci. Tetapi setelah saudara-saudara saya memberitahukan kepada saya bahwa wasiat tersebut laris dan tersebar di kalangan masyarakat luas, sehingga sebagian dari mereka ada yang mempercayainya, maka untuk itulah saya berfikir orang semacam saya ini (beliau adalah mufti Kerajaan Saudi Arabia), pantas untuk menjelaskan kebatilannya dan menjelaskan bahwa itu adalah suatu pendustaan atas Rasulullah, sehingga dengan demikian orang tidak terkecoh lagi. Dan bagi orang yang memiliki ilmu dan iman serta fitrah yang suci dan akal yang sehat, akan menjadi tahu.

        Wasiat tersebut mengandung banyak pendustaan. Saya telah bertanya kepada keluarga dekat Syeikh Ahmad yang membuat kebohongan dan pendustaan ini. Dan di jawabnya bahwa wasiat itu merupakan pendustaan terhadap diri Syeikh Ahmad, dan sebenarnya dia tidak pernah menyampaikan wasiat itu.

Syeikh Ahmad sendiri sudah meninggal belum lama ini.

Kalau kita anggap saja umpamanya Syeikh Ahmad tersebut atau siapa yang lebih pangkat dari dia mengaku telah melihat Nabi pada waktu tidurnya atau terjaganya dan beliau memberikan wasiat kepadanya dengan wasiat yang di sebutkan tadi, maka secara yakin kita tahu bahwa itu adalah bohong atau yang berkata demikian itu kepadanya adalah setan bukan Rasulullah. Sebabnya banyak sekali, antara lain bahwa Rasulullah tidak dapat di lihat dalam keadaan terjaga, sesudah beliau meninggal dunia. Barangsiapa yang mengaku dari kalangan orang-orang sufi bahwa ia telah melihat Nabi di waktu terjaganya atau mengatakan bahwa Nabi hadir pada malam maulid atau yang semacam itu, maka dia telah melakukan satu kesalahan yang amat jelek sekali dan kesalahan yang amat besar dan dia telah menyalahi Ijma’ para Ahli Ilmu (ulama). Sebabnya ialah bahwa orang-orang yang telah mati itu mereka di bangkitkan dari kuburnya pada hari kiamat, bukan di dunia.
Seperti dalam firman Allah :

ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذلِكَ لَمَيِّتُونَ ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ  [المؤ منون : 16-15]

“Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (QS.Al Mu’minun ; ayat 15-16).

Allah memberitahukan bahwa dibangkitkannya orang yang telah mati itu adalah pada hari kiamat, bukan di dunia.
Barangsiapa yang mengatakan sebaliknya, maka ia adalah orang bohong yang tidak tahu kebenaran yang telah di ketahui oleh orang-orang salaf (terdahulu) yang sholeh dan yang diikuti oleh para sahabat Rasulullah dan para tabi’in.

Sebab yang kedua adalah bahwa Rasulullah tidak akan berkata sesuatu yang bertentangan dengan yang haq, baik di saat hidupnya maupun setelah meninggalnya.
Wasiat itu tadi bertentangan dengan syariatnya, di banyak segi. Seperti yang di sebutkan dalam wasiat tadi bahwa Rasulullah di lihat pada waktu tidur. Barangsiapa yang melihatnya di waktu tidurnya gambaran Rasulullah yang mulia, maka ia telah benar-benar melihatnya. Sebab setan tidak akan menyerupai gambaran beliau, seperti yang di sebutkan dalam hadits shahih. Tetapi yang menjadi masalah adalah keimanan orang yang bermimpi tadi itu, kebenarannya, keadilannya, daya ingatannya, agama dan terpercayaannya. Apakah benar-benar ia itu mimpi melihat Nabi menurut gambarannya ataukah yang lainnya.

         Kalau ada hadits yang berasal dari Rasulullah, yang di katakan oleh beliau semasa hidupnya, tetapi periwayatannya bukan berasal dari orang-orang yang terpercaya (tsiqah dan adil), kuat hafalannya dan teliti (dhabith), maka hadits itu tidak dapat di jadikan sandaran dan tidak boleh di jadikan hujjah (dalil). Atau jika hadits tersebut berasal dari periwayatan orang yang lebih tsiqah , lebih adil dan lebih kuat hafalannya, di man kedua periwayatan tersebut tidak bisa di kompromikan, maka salah satu dari kedua harus di anggap tidak berlaku (mansukh), dan yang kedua adalah sebagai yang berlaku (nasikh) dengan syarat-syarat yang terpenuhi.

Kalau mengenai hadits saja demikian keadaannya (sangat ketat), maka bagaimanakah dengan suatu wasiat yang tidak di ketahui pemiliknya telah meriwayatkannya dari Rasulullah, yang tidak di ketahui keadilan dan amanahnya. Sudah pasti yang demikian ini harus di lempar jauh-jauh, walaupun tidak ada yang bertentangan dengan syara’. Bagaimana pula kalau wasiat itu mengandung hal-hal yang menunjukan banyak kebatilannya dan mendustakan Rasulullah dan berisi satu aturan agama yang tidak di izinkan oleh Allah, sedangkan Nabi pernah bersabda :

“ Barangsiapa berkata sesuatu yang tidak saya katakan, maka hendaklah ia duduk di persimpuhan api neraka!”.

Si pendusta pembuat wasiat ini telah mengatakan sesuatu yang tidak di katakana oleh Rasulullah, dan telah dengan jelas berdusta yang amat berbahaya. Sangat layak dan patut orang-orang yang demikian ini memperoleh ancaman, bila tidak bersegera bertaubat dan menyiarkan kepada masyarakat bahwa dirinya telah berdusta dalam membuat wasiat berasal dari Rasulullah. Sebab barangsiapa yang menyiarkan suatu kebatilan kepada masyarakat dan mengatakan bahwa itu berasal dari agama, maka taubatnya itu tidak di anggap sah kecuali apabila ia mengumumkan taubatnya itu, sehingga di ketahui oleh masyarakat bahwa ia telah mencabut kedustaannya. Berdasarkan firman Allah, dalam surat Al-Baqoroh, ayat 159-160 :

إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَآ أَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِن بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَـئِكَ يَلعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللاَّعِنُونَ     إِلاَّ الَّذِينَ تَابُواْ وَأَصْلَحُواْ وَبَيَّنُواْ فَأُوْلَـئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati.  Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Allah menjelaskan dalam ayat ini, bahwa barangsiapa yang menyembunyikan sesuatu dari yang haq, taubatnya tidak sah kecuali setelah ia memperbaikinya dan menjelaskannya. Allah telah menyempurnakan bagi hamba-hambaNya, agamaNya dan menyempurnakan nikmatNya bagi mereka dengan mengutus Rasul Muhammad dan dengan apa yang telah di wahyukan kepadanya dari syara’ yang sempurna, dan beliau tidak di cabut nyawanya melainkan setelah sempurna dalam menyampaikan ajaran-ajaran tadi dan menerangkannya kepada manusia. Firman Allah dalam surat Al-Maidah, ayat 3 :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الأِسْلاَمَ دِيناً

“ Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kamu agama kamu dan Aku sempurnakan nikmatKu padamu.”

Si pendusta wasiat ini muncul pada abad 14 (H), ingin mengacaukan agama orang dan membuat aturan baru dalam agama dengan imbalan masuk surga bagi yang mentaatinya, dan masuk neraka bagi yang menolaknya.
     Dan bermaksud untuk menjadikan wasiat yang di dustakan ini lebih mulia dari Al-Qur’an, dan lebih utama dari segi dimana orang yang menulis wasiat tersebut dan mengirimkannya dari satu negeri ke negeri lain dan dari satu tempat ke tempat lain, akan di dirikan baginya istana di dalam surga, dan barangsiapa yang tidak menuliskannya dan tidak mengirimkannya, tidak akan memperoleh syafa’at Nabi pada hari kiamat.

Ini jelas suatu penipuan dan pendustaan yang besar dan pendustanya tidak tahu malu. Sebab orang yang menulis Al-Qur’an dan mengirimkannya dari satu negeri ke negeri yang lain atau dari satu tempat ke tempat lain saja tidak memperoleh keutamaan seperti yang di sebutkan tadi itu, bila ia tidak mengamalkan isi Al-Qur’an itu sendiri. Dan barangsiapa yang tidak menulis dan tidak mengirimkannya dari satu negeri ke negeri lain, dia tetap akan memperoleh syafa’at Nabi, apabila ia adalah orang yang beriman kepada beliau dan mengikuti syariatnya. Satu kedustaan di dalam wasiat ini saja sudah cukup untuk menunjukan kebatilan wasiat tersebut, menunjukan kedustaan, kebodohan dan kepicikan pengetahuan pembuatnya terhadap petunjuk Rasulullah.
Selain dari yang di sebutkan tadi, di dalam wasiat ini terdapat perkara-perkara lain, yang semuanya menunjukan kebatilan wasiat dan kedustaannya, meskipun pembuatnya bersumpah 1000 kali atau lebih atas kebenarannya. Meskipun pembuatnya menyumpahi dirinya dengan akan mendapatkan siksa yang pedih, tetap dia itu adalah pembohong.
Demi Allah dan kami bersaksi di hadapan Allah dan para Malaikat, serta kaum muslimin sekalian bahwa wasiat tersebut adalah kebohongan dan kedustaan atas diri Rasulullah!
Semoga Allah menimpakan atas orang yang mendustakan dan mengamalkannya, suatu kehinaan yang setimpal.

Di antara yang menunjukan kedustaan dan kebatilan isi wasiat tersebut, selain yang telah di sebutkan tadi ialah ;

Pertama : Disebutkan dalam wasiat itu ; “Sebab dari Jum’at ke Jum’at lain telah mati sebanyak 160.000 orang dalam keadaan tidak Islam”.

Kebatilannya ialah bahwa masalah ini termasuk hal yang ghaib. Wahyu telah putus setelah Rasulullah wafat. Beliau selama hidupnya tidak mengetahui hal yang ghaib. Bagaimana pula setelah beliau meninggal dunia?
Allah berfirman dalam surat Al-An’am, ayat 50 :

قُل لاَّ أَقُولُ لَكُمْ عِندِي خَزَآئِنُ اللَّهِ وَلا أَعْلَمُ الْغَيْبَ

“Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib”.

Dan firmanNya dalam surat An-Naml, ayat 65 :

     قُل لاَّ يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاواتِ والأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللَّهُ

“Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”.

Dan dalam hadits shahih di sebutkan bahwa Rasulullah bersabda :

“Diusir orang-orang lelaki dari kolamku pada hari kiamat, maka aku berkata : “Wahai Tuhanku, sahabatku, sahabatku”. Maka di katakan kepadaku : “Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka lakukan sepeninggalmu”. Dan aku berkata seperti perkataan seorang hamba yang sholeh : “Dan aku menjadi penjaga atas mereka selama aku ada pada mereka, maka tatkala Engkau ambil (wafatkan) aku, Engkau adalah menjadi pengurus atas mereka, dan sesungguhnya Engkau adalah Menyaksikan atas segala sesuatu”.

Yang kedua : Isi wasiat tadi : “Barangsiapa yang menulisnya dan ia dalam keadaan miskin, maka Allah membuatnya menjadi kaya raya. Jika sedang dalam keadaan berhutang, maka Allah akan membayarkannya, atau dalam keadaan mempunyai dosa, niscaya akan diampuni dan juga kedua orang tuanya, berkat adanya wasiat ini…dan seterusnya”.

Ini adalah dusta yang paling besar dan tanda yang paling jelas, yang menunjukan kedustaan pembikinnya serta tidak mempunyai rasa malu kepada Allah dan hamba-hambaNya.
Karena ketiga perkara yang disebutkan itu tidak bisa diperoleh orang yang menulis Al-Qur’an. Maka bagaimana hal itu bisa diperoleh orang yang menulis wasiat batil itu? Tujuan dia ialah untuk mengacaukan masyarakat dan membuat mereka tidak melepaskan diri dari wasiat tersebut, sehingga mereka menulis wasiat itu untuk memperoleh keutamaan yang di dustakan oleh penbuatnya, dan masyarakat meninggalkan cara-cara yang sebenarnya harus ia lakukan untuk memperoleh kekayaan, melunasi hutang, dan memperoleh ampunan dosa.

Yang ketiga : Apa yang di katakana wasiat tadi : “Hamba Allah yang tidak mau menulis wasiat ini, wajahnya akan menjadi hitam di dunia dan di akhirat”.

Ini juga merupakan bukti yang nyata atas kebohongan wasiat itu dan kebatilannya. Bagaimana masuk di akal, orang yang tidak mau menulis wasiat yang di buat oleh orang yang tidak di kenal di abad 14 ini dan berdusta pada Rasulullah, mengatakan bahwa siapa yang tidak menulisnya, maka mukanya akan menjadi hitam di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menulisnya ia akan menjadi kaya, bebas dari hutang, dan di ampuni dosanya. Maha Suci Allah, ini adalah suatu pendustaan yang besar. Bukti dan kenyataan menunjukan kebohongan si pembuatnya, keberaniannya melawan Allah, dan tidak tahu malu di hadapan Allah dan masyarakat.
Banyak orang yang tidak menulisnya, ternyata mukanya tidak menjadi hitam. Dan banyak orang pula yang telah menulisnya berkali-kali tetapi masih juga tetap miskin dan hutangnya tidak terbayar. Ini semua tidak berdasar pada syara’ dan tidak berlaku pula bagi orang yang menulis Al-Qur’anul Karim yang merupakan perbuatan yang paling mulia. Maka bagaimana mungkin itu bisa terjadi bagi orang yang menulis satu wasiat yang penuh dengan kebatilan dan kebohongan dan bermacam-macam kekafiran.

Keempat : Isi wasiat itu : “Barangsiapa mempercayainya akan selamat dari siksa neraka dan barangsiapa mendustakannya kafirlah ia”.

Ini juga merupakan keberanian untuk berdusta. Pembuatnya mengajak semua orang untuk mempercayai kebohongannya dan menganggap bahwa mereka dengan demikian akan selamat dari siksa api neraka dan barangsiapa yang mendustakannya akan menjadi kafir. Sudah keterlaluan, Demi Allah, ini satu pembohong yang besar, barangsiapa mempercayainya sebenarnya dia itulah yang berhak untuk menjadi kafir, bukan yang mendustakannya. Sebab ini semua adalah bohong, batil, dusta dan tidak ada dasar kebenarannya. Dan kami bersaksi Demi Allah, bahwa wasiat tersebut adalah bohong, yang ingin membuat aturan agama bagi manusia. Dan ingin memasukkan ke dalam agama mereka sesuatu yang tidak berasal dari padanya. Sedangkan Allah telah menyempurnakan agama ini bagi umatNya sebelum terjadinya kebohongan wasiat ini, 14 abad yang lalu. Oleh karena itu, waspadalah wahai pembaca dan saudara-saudaraku. Janganlah engkau percayai pendustaan seperti ini, meskipun itu merupakan sesuatu yang laris di antara kalian! Sebab yang haq di atasnya ada cahaya yang tidak meragukan bagi yang ingin memcarinya. Oleh sebab itu, carilah yang haq dengan dalilnya, dan tanyakanlah kepada Ahli Ilmu tentang apa yang engkau permasalahkan. Jangan terkecoh oleh sumpah si pembohong, sebab iblis pun pernah bersumpah kepada orangtua kamu sekalian (Adam dan Hawa), bahwa ia adalah penasehat bagi mereka, padahal sebenarnya ia adalah pengkhianat terbesar dan pembohong agung. Seperti di tuturkan dalam surat Al-A’raf, ayat 21, Allah berfirman :

وَقَاسَمَهُمَآ إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ

“Dan dia (iblis) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua".

Hindarilah dan jauhilah para pengikutnya yang terdiri dari orang-orang yang suka berdusta dan berbohong. Seberapakah iman yang di milikinya, seberapakah janji yang di ingkarinya dan kata-kata manis yang di gunakannya untuk melewengkan orang dan menyesatkannya.

     Semoga Allah menjaga saya dan kamu sekalian serta segenap kaum muslimin dari kejahatan syetan dan fitnah para penyesat, penyelewengan para penyeleweng, serta pengkaburan yang di lakukan oleh musuh-musuh Allah, yang ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, dan mengaburkan agama mereka. Allah lah yang menyempurnakan cahayaNya dan penolong agamaNya, meskipun di benci oleh musuh-musuh Allah, yang terdiri dari syetan dan para pengikutnya, yaitu orang kafir dan mulhidin.

Adapun apa yang di sebutkan oleh si pembuat wasiat tadi tentang terjadinya mungkarat, ini adalah fakta, Al-Qur’an dan As-Sunnah sudah mengingatkan hal itu, dan di dalam keduanya terdapat petunjuk yang cukup.
Kami memohon kepada Allah semoga memperbaiki keadaan kaum muslimin, dan menganugerahkan kepada mereka karunia untuk mengikuti yang haq, dan tegak berdiri di atas yang haq itu, dan taubat kepada Allah dari segala dosa.
Dialah yang Maha Pemberi Taubat, Pengasih, dan Penguasa atas segala sesuatu.

Adapun yang di sebutkannya mengenai tanda-tanda hari kiamat, hadits-hadits Rasulullah sudah banyak memberikan keterangan mengenai hal ini. Al-Qur’an juga menunjukan sebagian dari tanda-tanda kiamat itu. Bagi siapa yang ingin mengetahuinya, akan di dapatkannya pada tempatnya di buku-buku hadits, dan tulisan para Ahli Ilmu dan Iman. Dan tidak perlu penjelasan seperti si pendusta ini. Pembaurannya dan pencampur adukannya antara yang haq dan yang batil.

Cukuplah Allah bagi kami, Dial ah sebaik-baik tempat berlindung. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam atas hambaNya, rasulNya dan kepercayaannya, dan atas segenap keluarga dan sahabatnya, serta para pengikutnya dengan cara yang baik sampai hari kiamat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar